Bulan: Mei 2025

Terbukti Tingkatkan Kualitas: Kurikulum Merdeka Jadi Titik Balik Perbaikan Pendidikan RI

Terbukti Tingkatkan Kualitas: Kurikulum Merdeka Jadi Titik Balik Perbaikan Pendidikan RI

Kurikulum Merdeka telah terbukti mampu tingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, menandai sebuah titik balik penting dalam perjalanan reformasi sistem pendidikan nasional. Data terbaru dari berbagai asesmen menunjukkan hasil positif yang menjanjikan, mengonfirmasi bahwa pendekatan kurikulum yang fleksibel dan berpusat pada siswa ini adalah langkah yang tepat. Upaya ini merupakan tonggak sejarah yang akan secara fundamental tingkatkan kualitas pembelajaran dan potensi generasi mendatang.

Kurikulum Merdeka dirancang sebagai respons adaptif terhadap krisis pembelajaran global, yang diperparah oleh dampak pandemi Covid-19. Filosofi utamanya adalah menyederhanakan materi, memberikan keleluasaan kepada guru dalam mengajar, dan mendorong pembelajaran berbasis proyek yang lebih kontekstual dan relevan. Kurikulum ini pertama kali diujicobakan pada sekitar 3.000 sekolah pada tahun 2021, kemudian diperluas hingga mencakup 160.000 sekolah pada tahun 2023, dengan rencana implementasi nasional penuh pada tahun 2024.

Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), dalam sebuah konferensi pers pada 6 Desember 2023, memaparkan bukti-bukti konkret yang menunjukkan Kurikulum Merdeka berhasil tingkatkan kualitas. Ia menyoroti hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, di mana Indonesia berhasil naik 5-6 peringkat dibandingkan tahun 2018. Meskipun terjadi penurunan skor rata-rata global akibat pandemi, penurunan literasi di Indonesia hanya sebesar 12 persen, lebih rendah dari rata-rata global yang mencapai 18 persen. Yang lebih menggembirakan, dalam numerasi, Indonesia naik 5 posisi dibandingkan tahun 2016, dan 6 posisi dalam sains.

Capaian ini sangat signifikan, mengingat survei PISA 2022 dilaksanakan di tengah periode learning loss yang melanda seluruh dunia. Anindito Aditomo juga menambahkan bahwa hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2023 menunjukkan adanya pemulihan pembelajaran yang lebih cepat, khususnya di sekolah-sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. “Semakin lama Kurikulum Merdeka diterapkan, semakin cepat pula pemulihan kemampuan literasi dan numerasi siswa,” ujarnya. Ini mengindikasikan bahwa fokus pada kompetensi esensial dan kebebasan mengajar yang diberikan kepada guru sangat efektif dalam mendorong perbaikan.

Dengan bukti yang jelas bahwa Kurikulum Merdeka mampu tingkatkan kualitas pendidikan, inisiatif ini diharapkan terus berlanjut dan diperkuat. Transformasi ini tidak hanya sebatas angka, tetapi juga pada penciptaan lingkungan belajar yang lebih dinamis, inklusif, dan relevan, mempersiapkan siswa Indonesia untuk menghadapi tantangan global dengan kompetensi yang lebih baik.

Ternyata Raline Shah Lulusan Singapura: Intip Profil Pendidikannya

Ternyata Raline Shah Lulusan Singapura: Intip Profil Pendidikannya

Siapa sangka, aktris cantik Raline Shah ternyata menyimpan profil pendidikan yang mengesankan. Ia bukan hanya berprestasi di dunia hiburan, melainkan juga memiliki latar belakang akademik kuat dari salah satu universitas terbaik di Asia. Raline adalah bukti bahwa kecerdasan dan talenta bisa berjalan beriringan.

Raline Shah menempuh pendidikan tingginya di National University of Singapore (NUS). Ini adalah salah satu universitas top dunia, menunjukkan kualitas akademik Raline. Ia mengambil jurusan ganda, yaitu Ilmu Politik serta Media dan Komunikasi Baru, sebuah kombinasi yang menarik dan relevan.

Pilihannya pada jurusan Ilmu Politik menunjukkan minatnya pada isu-isu sosial dan pemerintahan. Sementara itu, Komunikasi Baru membekalinya dengan pemahaman mendalam tentang lanskap media modern. Kombinasi ini membentuk pemikirannya yang kritis dan adaptif terhadap perubahan global.

Selama di Singapura, Raline juga aktif dalam berbagai kegiatan. Ia bahkan sempat berkarier sebagai model di sana. Pengalaman internasional ini tidak hanya memperkaya wawasannya, tetapi juga melatih kemandirian dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan multikultural.

Latar belakang pendidikan ini sangat relevan dengan perjalanan karier Raline saat ini. Selain menjadi aktris dan model, ia juga aktif sebagai filantropis dan pengusaha. Kemampuan berkomunikasi dan berpikir strategisnya tentu dipupuk selama masa studinya di NUS.

Baru-baru ini, Raline bahkan dipercaya menjadi Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi). Penunjukan ini semakin mempertegas bahwa kapabilitasnya tidak hanya terbatas pada dunia hiburan, melainkan juga merambah ke ranah kebijakan publik dan digital.

Peran Raline sebagai Stafsus Menkomdigi akan fokus pada kemitraan global dan edukasi digital. Latar belakangnya dalam Ilmu Politik dan Komunikasi sangat mendukung tugas ini. Ia diharapkan dapat menjembatani kerja sama internasional dan meningkatkan literasi digital masyarakat.

Kisah Raline Shah menjadi inspirasi bahwa pendidikan adalah investasi penting. Ia membuktikan bahwa dengan fondasi akademik yang kuat, seseorang dapat berprestasi di berbagai bidang. Ini adalah contoh positif bagi generasi muda Indonesia.

Profil pendidikan Raline Shah dari Singapura menunjukkan bahwa ia adalah sosok multitalenta. Dari kampus bergengsi hingga layar lebar, ia terus berkarya dan memberi dampak positif. Raline adalah definisi selebriti yang cerdas dan berintegritas.

Bahasa Daerah: Menjaga Warisan Budaya dan Memperkaya Identitas Bangsa

Bahasa Daerah: Menjaga Warisan Budaya dan Memperkaya Identitas Bangsa

Menjaga Warisan Di tengah dominasi bahasa nasional dan gempuran bahasa asing, Bahasa Daerah memiliki peran yang sangat krusial. Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa daerah seperti Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Batak, Bahasa Aceh, dan beragam bahasa lainnya adalah cerminan dari kekayaan budaya, sejarah, dan kearifan lokal suatu komunitas. Menjaga dan melestarikan bahasa daerah berarti turut menjaga warisan budaya tak ternilai dan memperkaya identitas bangsa Indonesia yang majemuk.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan ribuan pulau dan ratusan etnis, masing-masing dengan bahasa dan dialeknya sendiri. Setiap bahasa daerah menyimpan kekayaan kosakata, ungkapan, peribahasa, serta cerita rakyat yang merefleksikan cara pandang dan nilai-nilai luhur masyarakat pendukungnya.

Mengapa Bahasa Daerah Begitu Penting?

  1. Jendela Kearifan Lokal dan Budaya:
    • Bahasa adalah kunci untuk memahami budaya. Melalui bahasa daerah, kita dapat menyelami adat istiadat, norma-norma sosial, kesenian tradisional (seperti wayang, tari-tarian, musik), dan sastra lisan maupun tulisan yang diwariskan turun-temurun. Kata-kata atau frasa tertentu dalam bahasa daerah seringkali tidak memiliki padanan yang tepat dalam bahasa lain, menunjukkan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya.
  2. Memperkuat Identitas Diri dan Komunitas:
    • Bagi penuturnya, bahasa daerah adalah bagian tak terpisahkan dari identitas pribadi dan komunitas. Berbicara dalam bahasa daerah dapat menumbuhkan rasa bangga, mempererat ikatan sosial, dan memperkuat rasa memiliki terhadap tanah kelahiran.
  3. Sarana Komunikasi yang Efektif:
    • Di banyak daerah, bahasa daerah masih menjadi alat komunikasi utama dalam interaksi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, tetangga, maupun dalam upacara adat. Keberadaan bahasa daerah memastikan komunikasi berjalan efektif dalam konteks lokal.
  4. Melestarikan Sejarah Lisan:
    • Banyak sejarah, mitos, legenda, dan cerita rakyat diturunkan secara lisan melalui bahasa daerah. Jika bahasa daerah punah, maka sejarah dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya juga berisiko hilang.
  5. Pendukung Pembelajaran:
    • Dalam konteks pendidikan, penggunaan bahasa daerah sebagai pengantar pada tahap awal pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep-konsep dasar dengan lebih mudah, terutama di lingkungan pedesaan.

Tantangan terbesar bagi bahasa daerah saat ini adalah minimnya penggunaan oleh generasi muda, terutama di perkotaan, akibat dominasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan, mulai dari pengajaran di sekolah, penggunaan dalam media lokal, hingga inisiatif keluarga untuk membiasakan anak-anak berbicara bahasa daerah.

Relasi dan Fungsi: Fondasi Aljabar Lanjut di SMP

Relasi dan Fungsi: Fondasi Aljabar Lanjut di SMP

Relasi dan fungsi adalah dua konsep fundamental dalam matematika, khususnya aljabar. Materi ini seringkali menjadi tantangan bagi siswa SMP, namun sangat krusial. Memahami keduanya membuka pintu gerbang menuju pemahaman grafik, persamaan, dan model matematika yang lebih kompleks di jenjang selanjutnya.

Mengenal Apa Itu Relasi dalam Matematika

Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan lainnya. Contohnya, hubungan “ayah dari” antara himpunan orang tua dan himpunan anak. Relasi menunjukkan adanya keterkaitan, tidak harus unik atau satu-ke-satu.

Cara Menyatakan Relasi dengan Berbagai Metode

Relasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Yang umum adalah diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan grafik Kartesius. Setiap metode memiliki kelebihan untuk memvisualisasikan hubungan antar anggota himpunan dengan jelas.

Perbedaan Kunci Antara Relasi dan Fungsi

Semua fungsi adalah relasi, tetapi tidak semua relasi adalah fungsi. Kunci perbedaannya terletak pada keunikan pasangannya. Sebuah fungsi memiliki aturan khusus: setiap anggota domain (himpunan asal) harus berpasangan dengan tepat satu anggota kodomain (himpunan tujuan).

Memahami Konsep Fungsi dengan Lebih Dalam

Fungsi adalah relasi khusus di mana setiap elemen dari himpunan pertama (domain) dihubungkan dengan tepat satu elemen dari himpunan kedua (kodomain). Ini sering disebut pemetaan. Contohnya y=2x+1 adalah fungsi.

Domain, Kodomain, dan Range pada Fungsi

Dalam fungsi, domain adalah semua anggota himpunan asal. Kodomain adalah semua anggota himpunan tujuan. Range adalah semua anggota kodomain yang memiliki pasangan dari domain. Membedakan ketiganya sangat penting.

Notasi Fungsi dan Cara Menulisnya

Fungsi sering dinotasikan dengan f(x) yang dibaca “f dari x”. Misalnya, f(x)=2x+3. Ini berarti nilai y (atau f(x)) ditentukan oleh nilai x. Notasi ini sangat umum digunakan.

Contoh Aplikasi Relasi dan Fungsi di Kehidupan

Relasi banyak ditemukan di sekitar kita. Hubungan antara waktu dan jarak tempuh kendaraan adalah fungsi. Harga suatu barang berdasarkan jumlah yang dibeli juga bisa dimodelkan sebagai fungsi.

Tips Belajar Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP

Latih soal-soal secara rutin, terutama yang melibatkan berbagai representasi (diagram panah, grafik). Gambarlah sketsa untuk memvisualisasikan. Jangan ragu bertanya pada guru jika ada konsep yang membingungkan.

Revolusi Bimbingan Belajar: Teknologi sebagai Katalisator Edukasi yang Lebih Bervariasi dan Kekinian

Revolusi Bimbingan Belajar: Teknologi sebagai Katalisator Edukasi yang Lebih Bervariasi dan Kekinian

Lembaga bimbingan belajar (bimbel) telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan edukasi siswa. Namun, dengan munculnya teknologi, kita menyaksikan sebuah revolusi bimbingan belajar yang mengubah lanskap pendidikan tambahan secara fundamental. Teknologi tidak hanya memperluas jangkauan akses, tetapi juga menghadirkan metode pengajaran yang jauh lebih bervariasi, personal, dan relevan dengan kebutuhan generasi kekinian. Artikel ini akan mengulas bagaimana teknologi menjadi katalisator utama dalam membentuk bimbel modern.

Pertama, teknologi memungkinkan aksesibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Siswa kini dapat mengikuti bimbingan belajar dari mana saja, kapan saja, hanya dengan koneksi internet. Platform bimbel daring menawarkan fleksibilitas jadwal dan pilihan guru yang lebih beragam, mengatasi kendala geografis dan transportasi. Sebagai contoh, di kota Medan, pada bulan April 2025, banyak siswa yang tinggal di pinggiran kota kini dapat mengakses bimbingan belajar persiapan ujian nasional melalui platform daring yang sebelumnya sulit mereka jangkau secara fisik.

Kedua, teknologi menyediakan variasi materi dan metode pengajaran yang kaya. Dari video pembelajaran interaktif, simulasi virtual, hingga kuis adaptif, teknologi memungkinkan penyampaian materi yang disesuaikan dengan gaya belajar yang berbeda. Ini jauh lebih menarik dan efektif dibandingkan metode ceramah tradisional. Pada hari Senin, 12 Mei 2025, sebuah bimbel di Surabaya meluncurkan program baru yang memanfaatkan augmented reality untuk pelajaran biologi, menarik minat siswa yang sebelumnya pasif. Ini adalah aspek kunci dari revolusi bimbingan belajar.

Ketiga, personalisasi pembelajaran menjadi inti dari bimbel berbasis teknologi. Algoritma cerdas dapat menganalisis kinerja siswa, mengidentifikasi kelemahan, dan menyarankan jalur belajar yang dipersonalisasi. Ini memastikan bahwa setiap siswa menerima dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sebuah pusat bimbel terkemuka di Jakarta, data menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan modul belajar adaptif berbasis AI mengalami peningkatan skor rata-rata sebesar 15% dalam tiga bulan terakhir.

Keempat, teknologi memfasilitasi komunikasi dan umpan balik yang lebih cepat dan efisien. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada tutor melalui fitur obrolan instan, menerima koreksi tugas secara daring, dan mendapatkan laporan kemajuan secara berkala. Hal ini memperkuat keterlibatan siswa dan orang tua.

Kelima, teknologi mempersiapkan siswa menghadapi tantangan pendidikan tinggi dan dunia kerja masa depan yang semakin digital. Penggunaan alat-alat digital dalam proses bimbel tidak hanya meningkatkan pemahaman materi, tetapi juga melatih keterampilan literasi digital yang esensial. Dengan demikian, revolusi bimbingan belajar melalui teknologi bukan hanya tentang meningkatkan nilai, tetapi juga membentuk pembelajar yang adaptif dan siap menghadapi masa depan.

Akulturasi Budaya: Islam & Tradisi Lokal di Indonesia, Belajar di SMP

Akulturasi Budaya: Islam & Tradisi Lokal di Indonesia, Belajar di SMP

Mempelajari akulturasi budaya Islam dengan tradisi lokal di Indonesia sangat menarik bagi siswa SMP. Mereka diajak memahami bagaimana Islam dan tradisi lokal dapat bersatu, membentuk identitas budaya bangsa yang unik. Ini menunjukkan toleransi, kearifan, dan adaptasi ajaran Islam di Nusantara.

Akulturasi adalah proses perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan unsur aslinya. Dalam konteks Islam di Nusantara, ajaran Islam disebarkan dengan cara yang damai, menyerap dan memodifikasi budaya yang sudah ada, bukan menghapusnya.

Contoh nyata akulturasi terlihat pada seni bangunan. Masjid-masjid kuno di Indonesia, seperti Masjid Demak, memiliki atap tumpang yang mirip bangunan pura Hindu. Ini menunjukkan adanya perpaduan arsitektur lokal dengan sentuhan Islam, menciptakan gaya khas.

Seni sastra juga menjadi media akulturasi yang kuat. Munculnya hikayat, babad, dan suluk yang berisi ajaran Islam namun ditulis dalam bentuk dan gaya sastra lokal. Wayang kulit pun digunakan sebagai media dakwah oleh Wali Songo, mengintegrasikan nilai Islam dalam cerita.

Dalam seni ukir dan kaligrafi, terlihat perpaduan motif flora dan fauna dengan tulisan Arab yang indah. Hal ini menunjukkan penyesuaian ajaran Islam yang melarang penggambaran makhluk hidup secara realistis, menjadi seni yang simbolis.

Sistem kalender Jawa ciptaan Sultan Agung juga merupakan hasil akulturasi yang brilian. Ia menggabungkan penanggalan Saka (Hindu) dengan kalender Hijriah (Islam), menciptakan sistem unik yang masih digunakan oleh sebagian masyarakat hingga kini.

Berbagai upacara adat seperti sekaten, grebeg, atau bahkan tradisi seperti slametan di Jawa juga merupakan bukti akulturasi. Ritual-ritual ini diwarnai nilai Islam namun tetap mempertahankan kearifan lokal.

Guru berperan menjelaskan bagaimana kearifan lokal turut memperkaya praktik keagamaan dan budaya Islam. Ini penting untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya Indonesia yang majemuk dan harmonis, sebagai jati diri bangsa.

Dengan memahami akulturasi budaya ini, siswa SMP belajar tentang keberagaman dan toleransi. Mereka menghargai bagaimana Islam dan tradisi lokal bisa hidup berdampingan secara damai dan saling memperkaya. Ini bekal penting untuk membangun masyarakat yang inklusif dan menjaga persatuan.

Inovasi Pendidikan Digital: Strategi Kemendikbud Mengoptimalkan Peran Institusi Pelatihan

Inovasi Pendidikan Digital: Strategi Kemendikbud Mengoptimalkan Peran Institusi Pelatihan

Transformasi lanskap pendidikan di Indonesia semakin gencar, dan Inovasi Pendidikan Digital menjadi pilar utama strategi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mengoptimalkan peran institusi pelatihan. Langkah ini bukan sekadar mengikuti tren, melainkan respons proaktif terhadap kebutuhan pasar kerja yang terus berubah dan tuntutan pemerataan akses pendidikan berkualitas di seluruh pelosok negeri.

Kemendikbudristek memahami bahwa institusi pelatihan, seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), memiliki peran vital dalam mencetak tenaga kerja terampil. Namun, agar relevan di era ini, mereka harus mampu mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi digital. Dalam sebuah seminar virtual yang diselenggarakan pada Rabu, 15 Mei 2025, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Bapak Wikan Saksono, M.Sc., menyoroti pentingnya Inovasi Pendidikan Digital. “Kami ingin LKP menjadi garda terdepan dalam menghasilkan SDM unggul. Dengan digitalisasi, mereka bisa menjangkau lebih banyak peserta dan menawarkan program yang lebih dinamis,” ungkapnya.

Strategi yang diterapkan Kemendikbudristek meliputi beberapa aspek krusial. Pertama, pengembangan kurikulum yang relevan dengan industri 4.0 dan 5.0, dengan penekanan pada keterampilan digital dan literasi teknologi. Kedua, fasilitasi penyediaan platform pembelajaran daring yang user-friendly dan interaktif. Banyak LKP kini didorong untuk membangun Learning Management System (LMS) mandiri atau memanfaatkan platform yang sudah tersedia. Ketiga, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di LKP, mulai dari instruktur hingga pengelola, agar mahir dalam merancang dan menyelenggarakan program daring.

Contoh nyata dari Inovasi Pendidikan Digital ini terlihat dari keberhasilan LKP “Kreatif Mandiri” di Bandung yang pada April 2025 lalu berhasil meluncurkan program kursus Full-Stack Developer secara online. Dengan modul interaktif, sesi live coding, dan proyek kolaborasi virtual, program ini menarik ratusan peserta dari berbagai provinsi. Kepala LKP Kreatif Mandiri, Ibu Rina Safitri, menyatakan, “Dukungan Kemendikbudristek sangat membantu kami dalam transisi ini. Kini kami bisa memberikan pendidikan berkualitas tanpa batasan ruang dan waktu.”

Melalui berbagai program pendampingan dan insentif, Kemendikbudristek berupaya memastikan bahwa Inovasi Pendidikan Digital tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Targetnya adalah agar LKP di daerah juga mampu memanfaatkan potensi digital untuk mencetak talenta lokal yang berdaya saing global. Ini adalah langkah fundamental dalam membangun ekosistem pendidikan vokasi yang kuat dan adaptif, sehingga peran institusi pelatihan dapat teroptimalkan sepenuhnya demi kemajuan bangsa.

Menaklukkan Bahasa Inggris: Menguasai Tata Bahasa Lanjutan untuk Komunikasi yang Lebih Mahir

Menaklukkan Bahasa Inggris: Menguasai Tata Bahasa Lanjutan untuk Komunikasi yang Lebih Mahir

Bagi banyak pembelajar bahasa Inggris, mencapai tingkat kelancaran percakapan memang menjadi tujuan utama. Namun, untuk benar-benar menguasai bahasa ini dan berkomunikasi dengan presisi, penting untuk melangkah lebih jauh dan menyelami tata bahasa lanjutan. Aspek-aspek seperti tenses kompleks, conditional sentences, dan passive voice seringkali menjadi area yang paling menantang, namun menguasainya adalah kunci untuk menyampaikan gagasan dengan lebih nuansa dan akurat.

Tantangan pertama adalah tenses kompleks. Tidak hanya sekadar present, past, dan future, bahasa Inggris memiliki perfect tenses (present perfect, past perfect, future perfect) dan perfect continuous tenses. Misalnya, memahami perbedaan antara “I have eaten” (sudah makan, fokus pada hasil) dan “I ate” (makan, fokus pada waktu lampau yang spesifik) memerlukan pemahaman tentang hubungan antara aksi dan waktu penyelesaiannya. Tenses ini seringkali membingungkan karena penggunaannya melibatkan konsep durasi, penyelesaian, dan hubungan dengan titik waktu lain. Latihan yang berulang dengan konteks yang jelas sangat membantu untuk menginternalisasi penggunaan tenses kompleks ini.

Selanjutnya, conditional sentences (kalimat pengandaian) adalah struktur tata bahasa yang memungkinkan kita membicarakan kemungkinan, hipotesis, dan situasi yang tidak nyata. Ada empat jenis conditional utama (tipe 0, 1, 2, 3), dan setiap jenis memiliki struktur serta makna yang berbeda. Membedakan antara “If I study, I will pass” (kemungkinan nyata di masa depan) dengan “If I had studied, I would have passed” (situasi yang tidak terjadi di masa lalu) membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang hubungan sebab-akibat dan kerangka waktu. Kesalahan dalam conditional sentences dapat mengubah makna kalimat secara drastis, sehingga memerlukan latihan yang presisi.

Terakhir, passive voice seringkali menjadi area kesulitan. Dalam passive voice, subjek kalimat adalah penerima tindakan, bukan pelaku (“The book was written by her,” bukan “She wrote the book”). Meskipun active voice lebih sering digunakan, passive voice sangat penting dalam konteks formal, ilmiah, atau ketika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak relevan. Memahami kapan dan mengapa menggunakan passive voice, serta bagaimana membentuknya dengan benar (penggunaan verb ‘to be’ + past participle), adalah keterampilan yang membedakan pembelajar tingkat menengah dari mahir.

Merdeka Itu Bertanggung Jawab: Mewarisi Nilai Proklamasi

Merdeka Itu Bertanggung Jawab: Mewarisi Nilai Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini bukanlah hadiah cuma-cuma, melainkan hasil perjuangan panjang dan pengorbanan para pahlawan. Oleh karena itu, memaknai kemerdekaan sejati berarti turut memikul tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan tersebut dengan tindakan yang positif dan konstruktif bagi bangsa.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan, seperti persatuan, kedaulatan, keadilan, dan kemakmuran, adalah amanah yang harus kita warisi dan amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mewujudkan nilai-nilai ini dalam tindakan nyata adalah wujud tanggung jawab kita sebagai pewaris kemerdekaan.

Tanggung jawab sebagai warga negara merdeka tercermin dalam kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan menjunjung tinggi supremasi hukum, kita turut menjaga ketertiban dan stabilitas negara, yang merupakan fondasi penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa di berbagai bidang.

Partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa adalah wujud nyata dari tanggung jawab kita. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari berkontribusi dalam bidang pekerjaan masing-masing dengan profesionalisme tinggi, hingga terlibat dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar.

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman adalah tanggung jawab kolektif seluruh warga negara. Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan, serta mengedepankan dialog dan toleransi dalam menyelesaikan perbedaan, adalah kunci untuk memperkuatIdentitas nasional.

Melestarikan warisan budaya bangsa juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai pewaris kemerdekaan. Kekayaan budaya adalahIdentitas bangsa yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang agar tidak luntur oleh arus globalisasi.

Tanggung jawab terhadap lingkungan hidup juga semakin relevan dalam memaknai kemerdekaan. Menjaga kelestarian alam dan sumber daya alam adalah bentuk kontribusi kita untuk memastikan keberlanjutan bangsa dan memberikan warisan yang baik bagi generasi penerus.

Kesimpulannya, merdeka itu bertanggung jawab. Mewarisi nilai-nilai Proklamasi berarti mengamalkannya dalam tindakan nyata sehari-hari, mulai dari kepatuhan hukum hingga partisipasi dalam pembangunan dan pelestarianIdentitas bangsa. Dengan memikul tanggung jawab ini, kita turut mengisi kemerdekaan dengan makna yang sesungguhnya dan membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaulat.

Pimpinan Komnas UNESCO: Internasional Kagum Perubahan Edukasi Indonesia

Pimpinan Komnas UNESCO: Internasional Kagum Perubahan Edukasi Indonesia

Pimpinan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO menyatakan bahwa dunia internasional tengah kagum dengan perubahan edukasi yang terjadi di Indonesia. Inisiatif dan inovasi yang diterapkan dalam sistem pendidikan nasional telah menarik perhatian global, menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Transformasi ini menjadi bukti nyata komitmen negara terhadap masa depan bangsa.

Ketua Komnas Indonesia untuk UNESCO, Itje Chodijah, dalam sebuah sesi dialog daring pada hari Selasa, 25 Mei 2025, menjelaskan bahwa perubahan edukasi di Indonesia mendapatkan apresiasi tinggi karena pendekatannya yang holistik dan inklusif. Salah satu program yang secara spesifik disoroti adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM). Platform ini, yang dirancang untuk mendukung guru dalam mengembangkan kompetensi dan kreativitas, dinilai sebagai langkah revolusioner dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kemudahan akses terhadap materi ajar, pelatihan, dan komunitas praktisi telah memberdayakan jutaan guru di seluruh negeri.

Perubahan edukasi yang dimaksud juga mencakup pergeseran paradigma dari pendidikan yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Konsep Merdeka Belajar, yang mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam proses pembelajaran, telah menghasilkan atmosfer akademik yang lebih dinamis. Ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan tuntutan zaman. Dampaknya, kualitas lulusan diharapkan semakin meningkat dan lebih siap menghadapi tantangan global.

Selain itu, inklusivitas menjadi poin penting dalam perubahan edukasi ini. Pemerintah berupaya memastikan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau memiliki kebutuhan khusus. Berbagai program afirmasi dan beasiswa telah diluncurkan untuk mengurangi disparitas dan memastikan pemerataan kesempatan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang digaungkan oleh PBB.

Dengan segala capaian dan perubahan edukasi yang telah dilakukan, Indonesia kini menjadi contoh bagi banyak negara berkembang dalam upaya mereformasi sistem pendidikannya. Keberhasilan ini adalah hasil dari sinergi antara pemerintah, tenaga pendidik, siswa, orang tua, dan seluruh masyarakat. Pengakuan dari UNESCO ini menjadi motivasi tambahan bagi Indonesia untuk terus berinovasi dan meningkatkan standar pendidikan demi menciptakan generasi emas yang kompeten dan berdaya saing di kancah internasional.