Bulan: Oktober 2025

Narmada Berbagi: Kunjungan Sosial Rutin kepada Komunitas Defabel/Disabilitas Mataram

Narmada Berbagi: Kunjungan Sosial Rutin kepada Komunitas Defabel/Disabilitas Mataram

Di Lombok, semangat inklusivitas diperkuat melalui inisiatif “Narmada Berbagi“. Komunitas ini secara rutin mengadakan kunjungan sosial ke berbagai kelompok penyandang disabilitas (difabel) di wilayah Mataram. Gerakan ini bukan sekadar bantuan, tetapi upaya nyata untuk menjalin persahabatan dan menghapus stigma.

Narmada Berbagi menjadikan kunjungan rutin sebagai agenda utamanya. Mereka percaya bahwa interaksi yang konsisten jauh lebih berarti daripada bantuan insidental. Kehadiran relawan di tengah komunitas difabel membawa suasana ceria dan menunjukkan rasa hormat yang mendalam.

Dalam setiap kunjungan, Narmada Berbagi membawa paket bantuan yang disesuaikan. Bantuan tersebut bisa berupa alat bantu gerak, sembako, atau kebutuhan khusus lainnya. Sebelum kunjungan, mereka melakukan survei kecil untuk memastikan donasi yang diberikan benar-benar relevan dengan kebutuhan penerima.

Salah satu fokus utama komunitas Narmada Berbagi adalah mengadakan sesi sharing dan motivasi. Tujuannya adalah membangun kepercayaan diri dan semangat kemandirian para penyandang disabilitas. Mereka ingin menumbuhkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh setiap individu.

Aksi ini juga menjadi platform bagi relawan untuk belajar. Interaksi dengan komunitas difabel memberikan pemahaman baru tentang tantangan dan kekuatan yang dimiliki. Narmada Berbagi berusaha menjadi jembatan antara masyarakat umum dan komunitas disabilitas.

Kegiatan ini secara aktif melibatkan donatur dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari pelajar, pekerja kantoran, hingga pemilik usaha kecil. Partisipasi luas ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya inklusivitas di Mataram semakin meningkat.

Kepala Komunitas Narmada menekankan bahwa tujuannya adalah mempromosikan kesetaraan hak. Komunitas difabel adalah bagian integral dari masyarakat yang memiliki potensi besar. Mereka hanya perlu akses dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi.

Dampak positif dari kunjungan ini terasa pada kedua belah pihak. Para penyandang disabilitas merasa didukung dan dihargai, sementara para relawan dan donatur mendapatkan pelajaran berharga tentang empati dan syukur. Lingkungan sosial pun menjadi lebih ramah disabilitas.

Narmada mengajak seluruh warga Mataram untuk membuka hati dan pandangan terhadap isu disabilitas. Mari bersama-sama mendukung upaya inklusif ini. Jadikan Lombok sebagai contoh nyata daerah yang menjunjung tinggi martabat dan hak seluruh warganya.

Bukan Lagi Anak-Anak: 6 Pilar Utama Membangun Rasa Tanggung Jawab di Lingkungan Sekolah Menengah

Bukan Lagi Anak-Anak: 6 Pilar Utama Membangun Rasa Tanggung Jawab di Lingkungan Sekolah Menengah

Memasuki jenjang Sekolah Menengah, siswa tidak lagi dapat diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka berada di fase transisi penting di mana pembentukan identitas dan kemandirian menjadi fokus utama. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran krusial dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang kokoh. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan enam Pilar Utama yang terintegrasi di seluruh aspek kehidupan sekolah. Keenam Pilar Utama ini bukan hanya tentang aturan dan hukuman, tetapi lebih pada menciptakan lingkungan yang memberdayakan dan mendorong akuntabilitas diri.

Pilar pertama adalah Penetapan Ekspektasi yang Jelas dan Konsisten. Siswa harus memahami apa yang diharapkan dari mereka, baik secara akademik, sosial, maupun moral. Di SMA Negeri 1 Maju Jaya, misalnya, setiap awal semester, sekolah mengadakan sesi orientasi yang dipimpin oleh tim Kesiswaan yang diketuai oleh Bapak Dr. Bima Sakti, M.Hum., pada hari Senin, 14 Juli 2025. Dalam sesi tersebut, siswa menerima buku panduan Kode Etik Siswa yang mencakup rincian spesifik tentang tanggung jawab mereka, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga menyelesaikan tugas tepat waktu. Konsistensi dalam penegakan kode etik ini sangat penting, sebab ketidakpastian justru akan melemahkan rasa tanggung jawab.

Pilar kedua adalah Pemberian Wewenang dan Otonomi Bertahap. Tanggung jawab tidak tumbuh dari kepatuhan buta, melainkan dari pilihan dan konsekuensi. Sekolah perlu memberikan ruang bagi siswa untuk membuat keputusan yang relevan dengan usia mereka. Contohnya adalah melibatkan perwakilan siswa dalam kepanitiaan acara besar sekolah, seperti Lomba Debat Antar Kelas yang diadakan pada Sabtu, 20 September 2025. Dengan memberikan kepercayaan untuk mengatur anggaran, waktu, dan sumber daya, siswa belajar bahwa keputusan mereka memiliki dampak nyata, baik positif maupun negatif. Pilar ketiga adalah Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaborasi, di mana siswa harus bertanggung jawab atas bagian mereka dalam tim. Kegagalan satu individu akan memengaruhi hasil keseluruhan, secara langsung mengajarkan akuntabilitas tim.

Pilar keempat berfokus pada Konsekuensi Logis dan Restoratif. Ketika siswa membuat kesalahan, respons sekolah harus mengarah pada perbaikan dan pembelajaran, bukan sekadar pembalasan. Jika seorang siswa merusak fasilitas sekolah, konsekuensi logisnya adalah memperbaikinya sendiri atau mencari dana untuk perbaikan (Restorasi), alih-alih hanya diskors. Pendekatan ini, yang secara rutin diterapkan oleh Guru BK Ibu Rina Dewi, S.Pd., menanamkan pemahaman bahwa tanggung jawab melibatkan pengakuan kesalahan dan upaya untuk memperbaikinya. Ini adalah Pilar Utama yang mengubah kesalahan menjadi pelajaran berharga.

Pilar kelima adalah Keteladanan Guru dan Staf Sekolah. Guru adalah model peran utama. Sikap disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh staf pengajar akan diinternalisasi oleh siswa. Kepala sekolah dan guru harus menjadi Pilar Utama yang menunjukkan bahwa tanggung jawab adalah nilai yang dipegang teguh oleh seluruh komunitas sekolah. Terakhir, pilar keenam adalah Kemitraan Aktif dengan Orang Tua. Sekolah harus berkomunikasi secara teratur dengan orang tua untuk menyelaraskan ekspektasi tanggung jawab di rumah dan di sekolah. Melalui kolaborasi ini, penanaman nilai tanggung jawab menjadi ekosistem yang utuh, mempersiapkan siswa menghadapi transisi menuju kedewasaan.

Duta Energi Sekolah: Menggerakkan Kampanye Edukatif yang Mengubah Kebiasaan Boros Menjadi Hemat

Duta Energi Sekolah: Menggerakkan Kampanye Edukatif yang Mengubah Kebiasaan Boros Menjadi Hemat

Duta Energi Sekolah adalah garda terdepan perubahan perilaku. Mereka adalah perwakilan siswa yang berkomitmen menggerakkan gerakan hemat energi dan air di lingkungan sekolah. Peran mereka sangat penting dalam mengubah kebiasaan boros seluruh warga sekolah menjadi pola pikir yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Proses Seleksi dan Pelatihan untuk Menjadi Duta Energi Kompeten

Proses pemilihan Duta Energi harus melibatkan pelatihan intensif tentang audit energi dasar dan teknik presentasi yang efektif. Mereka dibekali pengetahuan mendalam mengenai potensi pemborosan dan langkah-langkah konservasi. Pelatihan ini memastikan mereka memiliki kredibilitas dan mampu menyampaikan pesan konservasi dengan jelas.

Mengembangkan Kampanye Edukatif yang Kreatif dan Menarik

Salah satu tugas utama Duta Energi adalah merancang dan melaksanakan kampanye kreatif. Kampanye tidak boleh membosankan; bisa berupa flash mob hemat listrik, vlog tips konservasi, atau drama pendek. Kegiatan ini bertujuan menarik perhatian teman sebaya dan menyebarkan pesan hemat energi secara efektif.

Melakukan Audit Cepat Harian: Deteksi Pemborosan Energi

Duta Energi secara rutin melakukan walking audit singkat di jam-jam krusial, seperti saat istirahat atau pulang sekolah. Mereka bertugas mendeteksi dan mengingatkan teman-teman yang lupa mematikan lampu atau AC. Kehadiran mereka berfungsi sebagai pengingat visual dan audit cepat yang sangat efektif.

Mendorong Partisipasi Aktif Seluruh Warga Sekolah

Duta tidak bekerja sendiri; mereka berupaya membangun partisipasi seluruh ekosistem sekolah. Mereka menyelenggarakan kontes antarkelas paling hemat energi atau membuat papan skor pemakaian listrik. Hal ini mendorong rasa tanggung jawab kolektif di antara guru, staf, dan seluruh siswa.

Berperan Sebagai Penghubung Inisiatif Sekolah dan Siswa

Sebagai jembatan antara kebijakan manajemen sekolah dan implementasi di lapangan, Duta menyampaikan masukan dari siswa tentang hambatan konservasi. Mereka memastikan bahwa kebijakan hemat energi yang diterapkan sekolah dapat dipahami dan dijalankan dengan baik oleh semua pihak.

Kasih Tiada Batas: Inspirasi Mencintai Sesama di SMPN 1 Narmada

Kasih Tiada Batas: Inspirasi Mencintai Sesama di SMPN 1 Narmada

SMPN 1 Narmada menempatkan filosofi Mencintai sesama sebagai inti dari seluruh proses pendidikan. Sekolah ini mengajarkan bahwa kepedulian dimulai dari hati yang penuh Kasih Tiada Batas. Tujuannya adalah melahirkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu memberikan energi positif bagi lingkungannya.

Menumbuhkan Respek Diri Sebagai Syarat Utama

Sebelum mampu Mencintai orang lain, siswa diajarkan Respek Diri yang kuat. Program self-esteem building membantu mereka mengenali nilai dan potensi diri sendiri. Pemahaman akan harga diri ini menjadi fondasi penting untuk menghargai dan berempati terhadap orang lain dengan tulus.

Kasih Tiada Batas Melalui Program Kunjungan Sosial

Program Kunjungan Sosial menjadi wujud Kasih Tiada Batas siswa. Mereka secara rutin mengunjungi panti jompo atau komunitas disabilitas. Praktik ini mengajarkan Perhatian Sesama dan Empati Siswa. Mata mereka dilatih untuk melihat dan memahami perjuangan hidup orang lain.

Membangun Hubungan Positif Berbasis Komunikasi Terbuka

Sekolah fokus membangun Hubungan Positif di antara siswa melalui komunikasi terbuka. Sesi circle time mingguan mendorong siswa berbagi perasaan dan pengalaman. Suasana Rukun ini menciptakan iklim saling percaya, di mana setiap siswa merasa nyaman menjadi diri sendiri.

Mencintai Lingkungan Sebagai Bagian dari Tanggung Jawab

Konsep Mencintai di SMPN 1 Narmada juga meluas ke lingkungan. Siswa diajarkan Aksi Hijau dan Kelestarian Alam. Dengan merawat Bumi dan fasilitas sekolah, mereka menunjukkan Kasih Tiada Batas terhadap tempat mereka tumbuh dan belajar. Ini adalah Nilai Luhur yang multidimensi.

Respek Diri dan Pengaruhnya terhadap Tata Krama

Respek Diri siswa tercermin dalam Tata Krama mereka. Siswa yang menghargai dirinya cenderung lebih mampu menghargai orang lain. Hal ini diwujudkan dalam Pembiasaan Positif seperti berbicara sopan dan jujur. Ini adalah Praktik Budaya Respek yang otentik.

Mengembangkan Hubungan Positif Melalui Kolaborasi Lintas Kelas

Untuk memperkuat Hubungan Positif, sekolah mengadakan proyek kolaborasi lintas kelas. Siswa dari berbagai tingkatan bekerja sama dalam tim. Ini melatih Keterampilan Sosial dan Etos Saling Membantu, memecah sekat-sekat tingkatan usia dalam lingkungan sekolah.

Kuas Kreatif: Mengembangkan Bakat Pelukis Muda dengan Beragam Media SMPN 1 Narmada

Kuas Kreatif: Mengembangkan Bakat Pelukis Muda dengan Beragam Media SMPN 1 Narmada

Seni lukis di SMPN 1 Narmada bukan sekadar kegiatan mengisi waktu luang; ini adalah proses menggali potensi artistik melalui Kuas Kreatif. Klub ini mengembangkan bakat pelukis muda dengan memperkenalkan mereka pada beragam media, dari cat air dan akrilik hingga media campuran dan digital. Tujuan utamanya adalah memperluas horizon artistik siswa dan menemukan gaya personal mereka yang unik dan berbeda.

Strategi pelatihan dimulai dengan penguasaan dasar-dasar warna dan teori komposisi. Siswa belajar tentang roda warna, harmoni, dan kontras. Pemahaman teoretis ini adalah fondasi yang memungkinkan mereka menggunakan warna secara efektif untuk membangkitkan mood dan kedalaman emosi dalam setiap karya lukisan yang dihasilkan oleh tangan mereka.

Eksplorasi media menjadi inti dari kurikulum. Setelah menguasai cat air yang ringan dan akrilik yang cepat kering, siswa diperkenalkan pada teknik kolase, stenciling, dan impasto. Kebebasan untuk mencoba bahan-bahan baru ini menghilangkan rasa takut akan kegagalan dan mendorong eksperimen tanpa batas dalam setiap proyek yang diberikan.

Pentingnya pengamatan ditekankan dalam pelatihan. Siswa didorong untuk melakukan plein air painting (melukis di luar ruangan) untuk menangkap cahaya dan tekstur alam Narmada secara langsung. Latihan observasi yang intensif ini mempertajam detail visual dan kemampuan mereka untuk menerjemahkan objek tiga dimensi ke dalam permukaan dua dimensi secara akurat.

Kuas Kreatif juga diterapkan dalam proyek bertema budaya lokal. Siswa ditantang melukis pemandangan geographical landmarks atau ritual adat di Lombok. Pendekatan tematik ini menanamkan kebanggaan daerah sambil mengintegrasikan teknik seni yang mereka pelajari, menciptakan karya yang secara artistik maupun budaya kaya akan makna.

Sesi kritik seni (art critique) diadakan secara konstruktif dan rutin. Siswa mempresentasikan karya mereka untuk umpan balik dari sesama anggota dan pembina. Budaya diskusi ini mengajarkan mereka cara menerima masukan, mempertahankan pilihan artistik, dan menganalisis karya dari sudut pandang yang lebih profesional dan objektif.

Digital painting diintegrasikan sebagai media alternatif. Siswa belajar menggunakan tablet grafis dan perangkat lunak desain, memahami perbedaan antara melukis dengan Kuas Kreatif fisik dan digital. Keterampilan ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan industri kreatif modern yang semakin terdigitalisasi.

Pameran seni mini diselenggarakan di penghujung setiap semester. Ini adalah panggung bagi pelukis muda untuk menunjukkan kemajuan mereka kepada komunitas sekolah. Pengalaman memamerkan karya ini membangun kepercayaan diri dan memvalidasi kerja keras mereka di depan umum, memicu semangat untuk terus berkarya.

Secara keseluruhan, Kuas Kreatif di SMPN 1 Narmada berhasil mengembangkan bakat siswa secara holistik. Melalui eksplorasi media yang luas, fokus pada observasi, dan kritik konstruktif, mereka membentuk seniman muda yang tidak hanya terampil dalam teknik tetapi juga memiliki suara artistik yang kuat dan autentik dalam setiap lukisannya.

Skema Dukungan Khusus: Inisiatif Bantuan Akses Pendidikan untuk Kelompok Tertentu

Skema Dukungan Khusus: Inisiatif Bantuan Akses Pendidikan untuk Kelompok Tertentu

Skema Dukungan Khusus merupakan inisiatif krusial untuk mengatasi hambatan akses pendidikan pada kelompok-kelompok tertentu. Program ini hadir sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mewujudkan pemerataan kesempatan belajar bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali. Tujuannya adalah menghilangkan disparitas pendidikan yang selama ini terjadi.


Inisiatif bantuan ini dirancang secara terperinci untuk memenuhi kebutuhan unik penerima. Skema Dukungan Khusus bisa berupa bantuan finansial, penyediaan fasilitas pendukung, atau layanan adaptif. Fokus utamanya mencakup pelajar dari keluarga prasejahtera, anak dengan disabilitas, dan mereka yang tinggal di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).


Implementasi program ini memerlukan kolaborasi erat antara berbagai pihak. Sekolah, pemerintah daerah, dan komunitas harus bersinergi memastikan bantuan tepat sasaran. Pendekatan holistik ini penting untuk mengidentifikasi individu yang benar-benar membutuhkan dukungan. Dengan demikian, Skema Dukungan Khusus dapat berfungsi optimal.


Salah satu komponen kunci dari inisiatif ini adalah bantuan akses pendidikan yang disesuaikan. Misalnya, menyediakan alat bantu belajar khusus untuk pelajar disabilitas, atau beasiswa penuh untuk mahasiswa berprestasi dari latar belakang kurang mampu. Adaptasi ini meningkatkan peluang mereka mencapai potensi penuh dalam pendidikan.


Dampak positif dari program ini sangat signifikan. Selain meningkatkan angka partisipasi sekolah, bantuan akses pendidikan juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan kesempatan yang setara, lebih banyak individu dari kelompok rentan dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa di masa depan.


Penyandang disabilitas adalah salah satu kelompok utama yang disasar oleh program ini. Mereka sering menghadapi tantangan akses fisik dan non-fisik di lingkungan pendidikan. Melalui Skema Dukungan Khusus, hambatan tersebut diupayakan untuk diatasi, memungkinkan mereka berintegrasi penuh dalam sistem pembelajaran inklusif.


Monitoring dan evaluasi program perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin efektivitasnya. Umpan balik dari penerima manfaat menjadi masukan berharga untuk perbaikan kebijakan. Tujuannya agar bantuan akses pendidikan ini selalu relevan dengan dinamika dan kebutuhan riil di lapangan, memastikan keberlanjutan dampak.


Bakat Muda Teruji di Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) SMPN 1 Narmada

Bakat Muda Teruji di Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) SMPN 1 Narmada

SMPN 1 Narmada sukses menggelar Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tahunan, menjadi ajang pembuktian bakat non-akademik siswa. Acara ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga perayaan kreativitas dan sportivitas. Tujuannya adalah menumbuhkan minat dan bakat siswa di bidang olahraga dan seni. PORSENI menjadi penutup semester yang meriah.


Rangkaian acara PORSENI ini dibuka dengan upacara meriah dan diisi beragam cabang perlombaan. Di bidang olahraga, siswa berkompetisi dalam futsal, bola voli, dan atletik. Sementara itu, bidang seni menampilkan lomba tari tradisional, menyanyi solo, dan cipta puisi. Semangat kompetisi terasa sangat kental.


PORSENI ini melibatkan seluruh elemen sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf. Guru-guru berperan sebagai juri dan pendamping, memastikan jalannya pertandingan yang adil dan tertib. Partisipasi aktif seluruh warga sekolah menunjukkan komitmen terhadap pengembangan potensi siswa secara holistik.


Salah satu fokus utama dalam PORSENI adalah menanamkan nilai-nilai luhur. Sportivitas, kerja sama tim, dan disiplin menjadi pelajaran penting yang didapat siswa. Mereka belajar menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada. Nilai-nilai ini lebih berharga daripada medali atau penghargaan.


Khusus di bidang seni, ajang PORSENI ini menjadi panggung bagi siswa untuk mengekspresikan diri. Banyak bakat terpendam muncul, khususnya dalam seni rupa dan pertunjukan. Hal ini memberikan ruang bagi siswa yang kurang menonjol di bidang akademik untuk bersinar. Kreativitas mereka mendapat apresiasi.


Puncak dari Pekan Olahraga dan Seni adalah malam penganugerahan bagi para pemenang. Penghargaan diberikan kepada peraih medali di setiap cabang perlombaan. Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan finalis seni terbaik. Momen ini menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk berani mencoba hal baru.


Dampak positif dari Pekan Olahraga dan Seni ini terasa nyata; semangat siswa meningkat dan ikatan antar kelas semakin kuat. Kegiatan ini berhasil menyegarkan suasana belajar dan mengurangi kejenuhan akademik. PORSENI telah menjadi tradisi berharga di SMPN 1 Narmada.

Sumbangan Perangkat Nada: Memberi Instrumen Musikal untuk Pembelajaran Seni

Sumbangan Perangkat Nada: Memberi Instrumen Musikal untuk Pembelajaran Seni

Pendidikan seni, khususnya musik, berperan krusial dalam mengembangkan kreativitas dan kemampuan kognitif siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki akses memadai ke instrumen musik berkualitas. Inilah mengapa program Sumbangan Perangkat nada menjadi sangat penting. Inisiatif ini menjembatani kesenjangan fasilitas pendidikan seni.


Sumbangan Perangkat Nada: Dampak Nyata di Sekolah

Sumbangan Perangkat musik bukan sekadar memberikan benda; ini adalah investasi masa depan. Sekolah yang menerima donasi ini dapat memperkaya kurikulum seni mereka. Siswa berkesempatan langsung memainkan alat musik, sebuah pengalaman yang tidak ternilai harganya bagi pengembangan pribadi mereka.


Memperluas Akses dan Mengasah Bakat Terpendam

Banyak bakat musik terpendam di daerah yang kurang beruntung. Keterbatasan dana seringkali menghalangi sekolah untuk membeli instrumen seperti gitar, keyboard, atau drum. Dengan adanya Sumbangan Perangkat nada, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk menemukan dan mengasah potensi musik mereka.


Jenis-Jenis Instrumen yang Paling Dibutuhkan

Program Sumbangan Perangkat nada fokus pada penyediaan instrumen yang serbaguna dan mudah diakses. Rekorder dan gitar akustik seringkali menjadi pilihan utama karena relatif terjangkau dan mudah dipelajari. Namun, instrumen orkestra seperti biola dan selo juga sangat dibutuhkan untuk program yang lebih maju.


Membangun Komunitas dan Kolaborasi Musikal

Ketika instrumen tersedia, kelas musik menjadi lebih hidup dan kolaboratif. Siswa belajar bekerja sama dalam ansambel dan band. Sumbangan Perangkat nada membantu membangun komunitas sekolah yang lebih erat melalui kegembiraan dan disiplin bermusik bersama.


Proses Mendonasikan Instrumen Anda

Jika Anda memiliki instrumen musik yang tidak lagi digunakan, pertimbangkan untuk mendonasikannya. Banyak organisasi nirlaba memfasilitasi proses Sumbangan Perangkat ini. Pastikan instrumen Anda dalam kondisi baik agar siap digunakan oleh siswa penerima.


Manfaat Pembelajaran Musik yang Komprehensif

Pembelajaran musik melalui praktik langsung meningkatkan daya ingat, keterampilan motorik, dan disiplin diri. Sumbangan Perangkat nada memastikan bahwa manfaat komprehensif ini tidak hanya dinikmati oleh siswa dari latar belakang tertentu, tetapi oleh semua.

Revitalisasi Sekolah: Aksi Pengecatan Fasilitas Sekolah oleh Warga SMPN 1 Narmada

Revitalisasi Sekolah: Aksi Pengecatan Fasilitas Sekolah oleh Warga SMPN 1 Narmada

SMPN 1 Narmada meluncurkan proyek Revitalisasi Sekolah besar-besaran, dengan fokus pada pengecatan ulang seluruh fasilitas. Kegiatan ini bukan sekadar mengubah warna dinding, tetapi merupakan upaya kolektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang segar, inspiratif, dan menumbuhkan kebanggaan di kalangan siswa.

Aksi pengecatan ini melibatkan partisipasi penuh dari siswa, guru, komite sekolah, dan orang tua. Semangat gotong royong terlihat jelas, di mana setiap orang berkontribusi, baik dengan tenaga maupun dana. Keterlibatan komunitas ini menunjukkan betapa pentingnya Revitalisasi Sekolah bagi seluruh warga Narmada.

Pemilihan warna baru didasarkan pada riset psikologi warna yang sesuai untuk lingkungan belajar. Warna-warna cerah dan menenangkan dipilih untuk area kelas, sementara warna-warna dinamis diterapkan di area olahraga dan seni. Estetika baru ini diharapkan dapat meningkatkan mood belajar.

Proyek Revitalisasi Sekolah ini juga fokus pada perbaikan minor yang terabaikan, seperti perbaikan kerusakan kecil pada dinding, meja, dan kursi. Pengecatan ulang sekaligus menjadi momentum untuk memastikan semua fasilitas dalam kondisi prima dan aman digunakan.

Siswa diajarkan teknik pengecatan yang benar dan bertanggung jawab. Mereka belajar cara melindungi area yang tidak boleh dicat (masking) dan membersihkan peralatan dengan baik. Proses praktis ini menanamkan keterampilan do-it-yourself yang berharga.

Dampak visual dari aksi pengecatan ini sangat instan. Gedung sekolah yang semula terlihat kusam kini memancarkan energi baru, memberikan kesan profesional dan terawat. Lingkungan yang indah secara visual terbukti memengaruhi semangat dan disiplin siswa.

Lebih dari sekadar pengecatan, Revitalisasi Sekolah ini adalah pendidikan karakter. Bekerja bersama di bawah terik matahari, siswa belajar tentang kerjasama tim, kesabaran, dan menghargai hasil kerja keras. Mereka kini lebih menghormati fasilitas yang telah mereka perbaiki dengan tangan sendiri.

Ruangan kelas yang baru dicat dan diperindah telah diresmikan dengan upacara sederhana. Acara ini menjadi momentum perayaan atas keberhasilan kolektif, menumbuhkan rasa kepemilikan yang lebih kuat pada siswa terhadap lingkungan belajar mereka yang baru.

Pihak sekolah berencana melanjutkan program Revitalisasi Sekolah ini ke tahap berikutnya, yaitu penataan taman dan pemasangan fasilitas seni luar ruangan. Komitmen pada perbaikan berkelanjutan menjamin SMPN 1 Narmada selalu menjadi tempat terbaik untuk belajar.

Kesimpulannya, aksi pengecatan di SMPN 1 Narmada adalah model revitalisasi yang sukses. Melalui gotong royong dan desain yang cermat, sekolah berhasil mentransformasi fasilitasnya, membuktikan bahwa lingkungan fisik yang menarik adalah kunci untuk pendidikan yang lebih baik.

Penguasaan Struktur Ruang Sisi Rata & Benda Padat Berbidang Datar oleh SMPN 1 Narmada

Penguasaan Struktur Ruang Sisi Rata & Benda Padat Berbidang Datar oleh SMPN 1 Narmada

Di SMPN 1 Narmada, Struktur Ruang menjadi topik menarik dalam matematika. Fokusnya adalah pada Benda Padat yang memiliki sisi rata, seperti kubus, balok, prisma, dan limas. Siswa belajar mengidentifikasi unsur-unsur pembentuknya, yaitu sisi, rusuk, dan titik sudut.


Ciri Khas Benda Padat Berbidang Datar

Benda Padat Berbidang Datar memiliki karakteristik khusus. Semua sisinya berbentuk bangun datar (segi empat, segitiga, dll.) dan tidak melengkung. Penguasaan konsep ini penting sebagai dasar sebelum melangkah ke bangun ruang sisi lengkung seperti tabung atau kerucut.


Menghitung Luas Permukaan dan Volume

Aspek kunci dari pelajaran ini adalah kemampuan menghitung luas permukaan dan volume. Luas permukaan dihitung dengan menjumlahkan luas semua sisi, sementara volume menentukan kapasitas isi struktur ruang tersebut. Rumus-rumus ini adalah alat esensial.


Kubus dan Balok: Objek Studi Utama

Kubus dan balok sering menjadi objek studi utama karena bentuknya paling mudah ditemui. Siswa membedakan keduanya, di mana kubus memiliki rusuk sama panjang, sementara balok tidak. Perhitungan pada kedua benda padat ini menjadi latihan dasar yang kuat.


Memahami Prisma dan Limas secara Detail

Prisma dan limas memperkenalkan variasi sisi tegak dan alas. Prisma memiliki alas dan tutup identik, sedangkan limas mengerucut ke satu titik puncak. Siswa harus teliti dalam mengidentifikasi bentuk alas untuk menentukan rumus volume dan luas permukaannya.


Proyek Praktik Pembuatan Model Ruang

Pembelajaran di SMPN 1 Narmada diperkaya dengan proyek. Siswa membuat model benda padat nyata dari kertas atau kardus, yang membantu memvisualisasikan jaring-jaring bangun ruang. Ini memperkuat pemahaman geometris dan meningkatkan kreativitas siswa.


Aplikasi Nyata Struktur Ruang di Narmada

Pengetahuan tentang struktur ruang ini memiliki aplikasi praktis. Siswa dapat memperkirakan volume air di tandon, menghitung bahan yang dibutuhkan untuk membuat kemasan, atau merencanakan tata letak ruangan. Ilmu ini relevan dalam kehidupan sehari-hari.


Analisis Sifat Geometris Lanjut

Siswa juga menganalisis sifat-sifat geometris yang lebih dalam, seperti hubungan diagonal ruang dan diagonal sisi. Analisis ini melibatkan penggunaan Teorema Pythagoras untuk menemukan panjang rusuk atau diagonal yang tidak diketahui pada benda padat.


Keterampilan Spasial yang Ditingkatkan

Melalui eksplorasi ini, siswa mengembangkan keterampilan spasial, yaitu kemampuan membayangkan dan memanipulasi objek dalam tiga dimensi. Keterampilan ini penting untuk bidang seperti teknik, arsitektur, dan desain grafis, yang membutuhkan analisis ruang.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa