Pesona Si Tubuh Pipih: Mengapa Cecak Gula/Kayu Berbeda?
Jika Anda pernah melihat cecak dengan tubuh yang tampak lebih pipih dan gerakan yang lebih gesit di sekitar kusen jendela atau tumpukan kayu, kemungkinan besar Anda sedang mengamati cecak gula atau cecak kayu (Hemidactylus platyurus). Dibandingkan dengan cecak rumah yang lebih umum, spesies ini memiliki sejumlah perbedaan menarik yang membuatnya unik dan patut untuk dikenal lebih dekat.
Perbedaan paling mencolok terletak pada bentuk tubuhnya yang dorsoventral pipih. Adaptasi ini memungkinkan cecak gula/kayu untuk bersembunyi di celah-celah sempit pada kayu, kulit pohon, atau bahkan di bawah bingkai jendela. Selain itu, mereka juga memiliki ekor yang lebar dan pipih dengan deretan sisik bergerigi di tepinya, yang membantu mereka dalam meluncur atau melakukan pendaratan saat melompat dari satu permukaan ke permukaan lain.
Habitat cecak gula/kayu juga cenderung berbeda. Mereka lebih sering ditemukan di area yang lebih kering dan berkayu, baik di alam liar maupun di sekitar bangunan yang memiliki elemen kayu yang signifikan. Meskipun mereka juga memangsa serangga, beberapa pengamatan menunjukkan bahwa mereka mungkin lebih tertarik pada serangga kecil yang berkeliaran di sekitar kayu atau sumber gula alami, sesuai dengan namanya.
Seperti kerabatnya, cecak gula/kayu juga tidak berbahaya bagi manusia dan berperan dalam mengendalikan populasi serangga. Mengenali perbedaan fisik dan habitat mereka membantu kita untuk lebih memahami keanekaragaman hayati di sekitar kita. Pesona tubuh pipih dan adaptasi unik cecak gula/kayu adalah bukti menarik dari evolusi yang memungkinkan mereka untuk mengisi relung ekologis yang berbeda. Mari kita hargai keberadaan mereka sebagai bagian dari kekayaan alam kita.
Lebih lanjut, pola aktivitas cecak gula/kayu juga menarik untuk diamati. Mereka cenderung lebih aktif di malam hari (nokturnal) dan senja (krepuskular), berburu serangga yang tertarik pada cahaya di sekitar bangunan kayu. Peran mereka dalam mengontrol hama kayu seperti rayap juga patut diapresiasi. Dengan memahami preferensi habitat dan perilaku mereka, kita dapat lebih bijak dalam menjaga lingkungan sekitar agar tetap ramah bagi spesies yang unik ini.